Mereka merubah dan penentang band
metal yang beraliran setan. Dan, itu dilakukan dengan 'salam satu jari' yang
melambangkan ke- Esaan tuhan...
Apa yang terlintas di benak Anda ketika melihat sekumpulan anak muda
penggemar musik cadas seperti grindcore, death metal, brutal
core ataupun trash metal? Alkohol, seks bebas, atau narkoba... Mmm,
stigma itu mungkin menjadi hal yang lumrah menimpa penikmat musik beraliran
keras tersebut. Memang, seperti itu yang kerap terjadi.
Upss, jangan salah ya! Saat ini ada loh, komunitas undergroud
yang mencoba mengikis stigma negatif itu, 'Salam Satu Jari' nama komunitasnya.
Mereka adalah anak band underground yang mencoba melawan westernisasi
yang tidak sesuai dengan akidah Islam dan budaya di Indonesia.
“Alkohol dan drugs itu kan sudah menjadi budaya barat. Nah untuk
anak metal di Indonesia juga harus menunjukkan jati dirinya dong jangan
mengekor seperti mereka,” jelas Mohammad Hariadi Nasution atau biasa disapa
dengan Ombat, orang yang pertama kali mempopulerkan salam satu jari.Salam satu jari muncul
berawal dari sebuah acara yang di beri nama Urban Garage Festival,
sebuah konser musik metal yang khusus diperuntukkan untuk korban kemanusiaan di
Palestina.
Nah, saat itu, Ombat yang juga sebagai vokalis Tengkorak (band bergenre grindcore)
tiba-tiba saja membuat salam metal baru yang tadinya dua jari yakni jari
telunjuk dan kelingking, menjadi satu jari yang bermaknakan tauhid atau satu
Tuhan.
Dipilihnya salam satu jari, memang bukannya tanpa sebab, karena menurutnya,
salam dua jari yang selama ini digunakan oleh anak-anal metal, sebenarnya
merupakan simbol dari pemujaan setan.
“Sedangkan makna salam satu jari adalah kita selaku umat Muslim selalu ingat
akan Allah Yang Maha Esa, Laailaha Illallah, bahwa kita hanya membela
Islam tidak yang lain,” kata Ombat .Tanpa disadari,
yang semulanya salam satu jari ini hanya digunakan untuk salam metal akhirnya
bermetamorforsis menjadi sebuah gerakan komunitas metal muslim yang selalu
menjunjung nilai-nilai keislaman. Penyebarannya pun hingga kepelosok-pelosok
daerah, mulai dari Medan, Makassar, Bandung, Yogyakarta, Surabaya dan kota
lainnya.
“Sebenarnyan, gerakan ini, sudah dinanti-natikan oleh banyak penikmat musik underground,
karena mereka sadar betul bahwa selama ini mereka telah menggunakan
simbol-simbol yang menjauhkan diri dengan Tuhan mereka,” jelas pria yang juga
berprofesi sebagai pengacara ini.
Menurut
Ombat, konsep satanisme yang banyak digunakan oleh band-band metal saat ini
sebenarnya adalah kreativitas (aksi panggung) para band-band metal terdahulu.
Nah, lantaran band metal terus berkembang dan makin banyak orang yang menyukai
jenis musiknya, akhirnya sebagian orang akhirya 'memelintirkannya' sehingga
tanpa disadari telah menggunakan simbol-simbol yang menyekutukan Tuhan.
”Ini sebenarnya penjajahan cara baru yang digunakan zionis dan kaum sekuler
untuk menjauhkan anak-anak muda dari agama,”ungkapnya.
Diakui Ombat, pihaknya sempat mendapat cibiran dan cemooh seputar salam satu
jari ini, mereka dianggap melawan arus kebiasaan yang kerap di lakukan
anak-anak underground. Tidak hanya itu, mereka pun kerap dianggap
mencoba menyebarkan nilai-nilai Islam kepada anak-anak underground.
Komunitas ini, juga kerap memberikan support terhadap event-event
musik komunitas underground. Dan, jangan kaget ya, saat event musik undergound
berlangsung biasanya mereka akan mengumandangkan takbir di sela-sela acara.
Tidak hanya itu, mereka juga tak segan-segan menghentikan acara, saat azan
berkumandang untuk melaksanakan sholat berjamaah. (Sbh)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar